Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2019

SEPERTI KATA OSHO SANG PRAKTISI SPIRITUAL POST MODERNISME, CUKUP DENGAN KAPIR. ALIAS KAGAK PAKE MIKIR.

Gambar
ShamMind - The Art Of SUWUNG. Kita terlalu menyibukkan diri dengan berbagai macam teori. Sangat suka menggulang-gulungkan diri pada berbagai macam teori yang sebenarnya pun masih bersifat opini dalam asumsi. Dan anehnya lagi, semangkin rumit bin ribet bentuk teori yang di yakini, semangkin yakin pula bahwa ini adalah jalan kebenaran. Ada banyak orang yang mengartikan SUWUNG itu tinggi di atas langit. Hingga untuk mencapai itu sulit. Hanya orang-orang tertentu dan orang-orang yang terpilih sajalah yang bisa mencapainya. Atau hanya dengan jalan yang njlimet, ribet dan sulit untuk mencapainya. Padahal.. SUWUNG itu hanya TIDAK BERFIKIR, dengan demikian fikiran menjadi tunduk pada KESADARAN sebagai Sejatine Ingsun. Walau memang untuk melatihnya butuh usaha yang sungguh-sungguh. Tetapi bukan pula berarti lantas menjadi malaikat atau dewa. Tidak!! ISRA' itu jalan ke atas. Ke Sidratul Muntaha. Mesti melewati 7 lapis langit, simbol dari 7 lapis jiwa. Atau 7 level syste

Citra Diri - ShamMind

Gambar
ShamMind - The Art Of SUWUNG. Fikiran selalu membentuk citra diri untuk diperlihatkan pada orang lain. Sebaliknya orang lain hanya melihat citra diri kita yang dibentuk oleh fikiran mereka masing-masing. Citra diri adalah bagian dari eksistensi. Tak ada yang salah mengenai hal ini. Bahkan TUHAN pun butuh eksistensi untuk dinyatakan sebagai Tuhan. Hanya ketika citra diri memicu sang aku (ego), fikiran akan kehilangan aku (KESADARAN MURNI). Maka citra diri mesti di sadari sebagai citra diri dan bukan diri sejati. Agar penempatan citra diri selalu baik. Setiap kita butuh eksistensi sebagai bagian dari naluri purba untuk bertahan hidup. Kita butuh Facebook dan medsos lainnya untuk bersosialisasi, terkoneksi pada orang-orang yang kita inginkan. Jadi.. tak ada salahnya untuk menampilkan citra diri sebagai wujud eksistensi dengan berbagai cara, tentu untuk bertahan hidup. Menjalin hubungan yang baik dengan siapapun, mendapatkan teman baru, jualan, kumpul-kumpul

LOGIKA ADALAH BATASAN FIKIRAN. TETAPI LOGIKA PULALAH YANG MENGHANTARKAN FIKIRAN MENJADI TAK TERBATAS ALIAS SUWUNG.

Gambar
ShamMind - The Art Of SUWUNG. Dalam dimensi materi, fikiran dibutuhkan KESADARAN untuk membaca bentuk-bentuk. Oleh karena itulah fikiran butuh bentuk-bentuk untuk membaca. Maka muncullah analisa dan penilaian dari fikiran itu sendiri, hasil dari membaca bentuk. Muncullah LOGIKA. Dengan bentuk, fikiran menjadi lebih mudah untuk membaca. Lalu mengetahui dan memahami. Semakin banyak dan luas fikiran mengetahui dan memahami berbagai macam bentuk, semakin terbuka pula fikiran akan bentuk-bentuk baru. Sebaliknya semakin sedikit fikiran mengetahui dan memahami bentuk, semakin tertutup pula fikiran akan bentuk-bentuk baru. LOGIKA adalah batasan fikiran untuk SUWUNG. Tetapi LOGIKA pula yang menghantarkan fikiran pada SUWUNG. Nama dan sebutan hanyalah penegasan fikiran pada bentuk. Sebagai contoh, Chikung, Reiki, Kundalini, Bioenergi dan lain sebagainya adalah nama untuk pengolahan energi. Bahkan energi sendiripun adalah nama untuk bentuk yang dimaksudkan. Dengan nama ben

SPIRITUAL ITU MEMBEBASKAN, BUKANNYA MALAH MEMENJARAKAN - ShamMind

Gambar
ShamMind - The Art Of SUWUNG. Spiritual itu membebaskan. Bukannya malah memenjarakan. Ketika bentuk spiritual difikiran anda membuat fikiran anda terserap, ini malah akan mengontrol diri anda. Bukankah itu artinya anda terpenjara oleh spiritual yang dibentuk oleh fikiran anda sendiri? Berapa banyak para pejalan spiritual, terjebak oleh para guru spiritual yang nggak jelas? Mengaku Satrio Piningit lah, daleman nya Soekarno lah, bisa menggeser kutub bumi lah. Ini adalah bentuk-bentuk delusi. Aku nggak bilang ini sakit jiwa atau kelainan psikologis. Buat ku ini bagian dari proses hidup mereka. Bisa muncul karena kepentingan bisnis, bisa juga muncul karena keinginan untuk memperbesar pengaruh, atau karena haus eksistensi. Delusi adalah bagian dari pada aktivitas fikiran yang selalu membuat bentuk. Dan setiap orang pasti pernah ber-delusi. Terlepas apakah bentuk itu imajiner, atau bentuk real. Tetapi ketika delusi memenjarakan fikiran, maka DIRI SEJATI sulit ditemukan.