Melihat Ke Dalam Diri Bukan Ke Luar, Ini Kunci Suwung!!!
JANGAN-JANGAN ANDA YANG BERMASALAH DAN BUKAN ORANG LAIN YANG ANDA LIHAT SELALU SALAH. BAGAIMANA KALAU KITA SUWUNG SAJA?
ShamMind - The Art Of SUWUNG.
Braaayy.. jangan-jangan anda yang bermasalah dan bukan orang lain yang anda kira selalu salah. Lihat postingan yang bersebrangan, tangan anda gatel-gatel bikin postingan tandingan. Lihat status orang lain yang berbeda dengan anda, anda kesel sendiri gelisah galau merana.
Fikiran anda liar braay.. lompat kesana-kesini penuh dugaan dan prasangka. Anda sibuk berasumsi dan beretorika. Karena fikiran anda lebih nyaman melihat ke luar dan bukan ke dalam.
Coba sedikit saja anda geser cara berfikir anda kepada realitas kekinian. Dunia ini beragam dan bukan seragam. Kalau dunia ini hanya satu warna, kayaknya nggak asik deh hidup di dunia ini. Kalau semua manusia satu jenis dengan wajah yang persis sama, kebayang nggak bercinta dengan diri sendiri? Haha.. nggak deh.. lu aja keles gue kagak.
Spiritual itu adalah suwung adalah menjadi diri sendiri saja. Berada pada titik tengah sebagai pusat semesta. Itulah KESEIMBANGAN. Tanpa ada penilaian apapun, itulah KETIDAK MELEKATAN.
Kalau mau dikupas lebih dalam lagi, anda mesti sakit untuk menyadari sehat. Perang itu mesti ada karena tanpa perang tak akan ada kesadaran damai. Indonesia memang mesti krisis spiritual, krisis pemerintahan yang jujur, sebab ini adalah awal menjadi Indonesia yang sejahtera. Aku percaya itu.
Sebab sakit adalah awal dari sehat, tetapi.. sehat adalah awal dari sakit. Jatuh adalah awal dari berdiri, tetapi.. berdiri adalah awal dari jatuh. Realitas semesta itu adalah gelombang. Naik adalah awal dari turun dan turun adalah awal dari naik. Tanpa ada kegelapan bagaimana mungkin anda bisa melihat terang? Dan tanpa ada terang, bagaimana mungkin anda bisa melihat gelap?
Anda sendiri mesti jatuh terjerembab untuk menjadi anda yang saat ini, dengan pemikiran yang begini. Sebab semua yang anda lihat salah dengan penglihatan anda yang juga belum tentu benar itu, sedang berproses tanpa ada hasil akhir. Termasuk aku yang dengan berat hati menulis ini seakan-akan aku lebih tinggi dari anda. Semua.. Sampai anda mati, aku mati dan semuanya mati.
Bagaimana kalau kita suwung saja agar kita berada dalam keseimbangan dan ketidak melekatan. Yaa.. aku juga masih belajar dan tidak tau dimana titik akhir kesempurnaannya.
Komentar
Posting Komentar